30 Desember 2014

ISLAM tidak memberikan izin untuk memburuk-burukkan pendiri agama mana pun

“ISLAM. Islam selalu teraniaya. Sebagaimana kadang-kadang di antara dua bersaudara terjadi perselisihan, maka saudara yang tua berbuat aniaya terhadap adiknya disebabkan dia lebih besar dan lebih dulu lahir. Oleh karena itu dengan ia terlebih dahulu, ia merasa bahwa bahwa haknya lebih besar.

“Seperti itulah halnya keaniayaan yang tengah berlangsung terhadap Islam. Islam datang [paling belakangan] dari sekalian agama lainnya. Islam telah memberitahukan kebathilan segenap agama lainnya. Dan sesuai dengan ketentuan bahwa pihak yang jahil itu selalu menjadi penentang pihak yang bermaksud baik, demikian pula halnya, bahwa segenap agama lainnya marah terhadap Islam. Sebab di dalam hati mereka bernaung (bercokol) rasa keagungan mereka masing-masing.

“Manusia selalu menjadi takabur disebabkan oleh jumlah bangsanya yang mayoritas, umurnya yang lebih tua, dan karena banyaknya harta.

“Rasūlu'l-Lāh saw. adalah seorang yang miskin, berasal dari golongan minoritas dan baru. Oleh karena itu, mereka tidak mengakui [pendakwaan] beliau. Kebenaran itu selalu teraniaya.”

“ISLAM merupakan suatu agama yang begitu sucinya, ia tidak memberikan izin untuk memburuk-burukkan pendiri agama mana pun.  Sebaliknya, para pengikut agama lainnya selalu siap untuk mencaci-maki tanpa kebenaran.

“Lihatlah betapa hebatnya orang-orang Kristen ini mencaci-maki Yang Mulia Rasūlu'l-Lāh saw.. Seandainya Yang Mulia Rasūlu'l-Lāh saw. masih hidup pada saat ini, maka dikarenakan keagungan lahiriah beliau, mereka tidak akan berani mengucapkan suatu kalimat pun di lidah mereka. Bahkan, mereka akan menghadap pada beliau dengan penuh hormat.

“Amir Kabul dan Kaisar Roma merupakan orang biasa jika dibandingkan dengan Rasulullah saw., namun demikian [orang-orang Kristen] tidak berani mencaci-maki mereka, tidak berani bersikap kurang ajar terhadap mereka. Namun, kalau disebutkan nama Yang Mulia Rasūlu'l-Lāh saw. maka mereka langsung melontarkan ribuan caci-maki.

“Islam bersikap baik terhadap agama lainnya, yaitu ia telah membebaskan setiap nabi dan kitab lain, sedangkan Islam sendiri teraniaya. Inti [agama] Islam adalah «Lā ilāha illa'l-Lāhu  (tiada Tuhan selain Allāh)», hal ini tidak ditemukan pada agama lainnya mana pun.”

—Malfūzhāt I : 7—8, London, 1984

Tidak ada komentar: